1. adil
Jadilah sosok pendidik yang obyektif, bukan subyektif. Adil di sini berarti Bapak/Ibu tidak berpihak pada satu sisi atau kelompok tertentu. Jadi, harus mampu menyikapi setiap siswa dengan karakter dan kemampuan yang beragam.
2. Terbuka
Selain itu, keterbukaan juga merupakan kriteria yang sangat penting bagi guru. Menerima kedatangan, pertanyaan, kritik, hingga masukan dari siswa. Untuk memperbaiki karakter siswa, Bapak/Ibu terlebih dulu harus melakukan perbaikan. Cobalah bersikap demokratis, tentu kelas akan jauh lebih menyenangkan.Bukan hanya sikap, namun juga pikiran. Dengan terus berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, Bapak/Ibu harus bisa berpikiran terbuka. Ketimbang mengotak-ngotakkan mana murid pintar, bodoh, dan sedang-sedang saja, alangkah baiknya jika diubah sedikit cara berpikirnya. Setiap anak memiliki keunikan dan bisa sukses di kemampuannya masing-masing. Ketika Bapak/Ibu berpikiran terbuka, maka akan lebih mudah juga menyerap ilmu dari siapa pun, tanpa berpikir “Ah, saya sudah tahu itu,”. Zaman sekarang, ilmu itu bisa dari siapa saja lho, termasuk siswa di kelas.
3. Jadi Contoh
Selama ini, metode pengajaran apa saja yang telah Bapak/Ibu terapkan? Kalau hanya menyampaikan materi dengan ceramah panjang, rasanya tidak akan efektif. Pernah dengar “masuk telinga kiri, keluar telinga kanan”, kan? Tentu Bapak/Ibu tidak ingin hal demikian yang terjadi pada para peserta didik. Sebagai contoh sederhana, misalnya ada sampah yang tidak pada tempatnya di dalam kelas. Daripada hanya menegur “Jangan buang sampah sembarangan ya, anak-anak,”, akan lebih baik jika Bapak/Ibu langsung mengambil sampah tersebut dan memasukkannya dalam tempat sampah.
4. Bijaksana
Menjadi seorang guru, berarti harus bijaksana. Baik dalam mengambil keputusan, menyikapi masalah, maupun bertindak. Kalau Bapak/Ibu mampu menjadi sosok pendidik yang bijak, siswa tentu akan lebih respect. Pendidik yang bijaksana tahu bagaimana melakukan pendekatan yang tepat terhadap peserta didiknya.
5. Flesibel
menjadi guru memang harus punya prinsip, baik dalam nilai-nilai maupun pengetahuan. Namun, dalam menyampaikan prinsipnya, Bapak/Ibu sebaiknya fleksibel. Fleksibel di sini maksudnya adalah tidak kaku dan mampu menyesuaikan dengan kondisi, perkembangan, sifat, kemampuan, serta latar belakang siswa.
6. Peka
Bapak/Ibu Guru harus bisa cepat mengerti, memahami, dan melihat dengan perasaan apa yang terlihat pada siswa. Mulai dari ekspresi wajah, gerak-gerik, nada suara, dan lainnya. Jadi, guru dapat segera memahami apa yang dialami oleh siswa. Tidak hanya cepat memahami, tapi juga cepat tanggap untuk menanggulanginya.
7. Memahami Proses
Dalam belajar dan mengajar, maka terjadi sebuah proses. Nah, proses ini tidak selalu mudah dilalui dengan cepat, bergantung pada individu masing-masing. Maka, penting sekali bagi seorang guru untuk bisa memahami arti proses. Memilih untuk menjadi guru tentu harus siap stok sabar yang banyak, bukan? Misalnya dalam mengajar, jika siswa tidak mudah memahami, maka jangan langsung dimarahi. Coba cek lagi, bagaimana karakter, tipe belajar, dan cara mengajar siswa tersebut.