Senin, 19 Desember 2016

MODEL PEMBELAJARAN
oke kali ini kita akan membahas tentang model dalam pembelajaran fisika , hnah karena fisika itu termasuk pejaran yang cukup rumit para guru atau calon guru harus tau ni apa si model yang cocok untuk digunakan pas pembelajaran fisika
Model pembelajaran
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
            Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memiliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun penelitian tindakan) sangat sulit menemukan sumber-sumber literaturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada (http://herufisika-fisikaasyik.blogspot.co.id/2012/06/metode-dan-model-pembelajaran.html).
 nah sudah tau kan pengertiannya selanjutnya model apa sih yang cocok untuk pembelajaran fisika ? ada beberapa model pembejaran yang cocok untuk fisika yaitu:
 
a.   Jigsaw
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil.
Langkah-langkah :
1.      Siswa dikelompokkan ke dalam  4 anggota tim
2.      Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3.      Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4.      Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
5.      Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6.      Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7.      Guru memberi evaluasi
8.      Penutup
Guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.
b.  Student Teams – Achievement Divisions (STAD)
Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti.
Langkah-langkah:
1.      Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
2.      Guru menyajikan pelajaran.
3.      Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4.      Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
5.      Memberi evaluasi.
6.      Penutup.
Kelebihan:
1. Seluruh siswa menjadi lebih siap.
2. Melatih kerjasama dengan baik.
Kekurangan:
1. Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
2. Membedakan siswa.

c.   Team Games Tournament (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ada 5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
1. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.

2. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.

3. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.

4. Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.

5. Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40

d.  Numbered Heads Together (NHT)
            Suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
Langkah-langkah:
1.      Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2.      Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3.      Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.
4.      Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
5.      Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
Kesimpulan.
Kelebihan:
• Setiap siswa menjadi siap semua.
• Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
• Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.

Kelemahan:
• Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
• Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru

e.   Picture and Picture
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.
Langkah-langkah:
1.   Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2.   Menyajikan materi sebagai pengantar.
3.   Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
4.   Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5.   Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
6.   Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7.   Kesimpulan / rangkuman.
Kebaikan:
1.   Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2.   Melatih berpikir logis dan sistematis.
Kekurangan:
1.   Memakan banyak waktu.
2.   Banyak siswa yang pasif.
f.    Cooperative Script
Merupakan model pembelajaran dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian.
Langkah-langkah :
1.    Guru membagi siswa untuk berpasangan
2.    Guru membagikan wacana/materi kepada setiap siswa agar dibaca dan dibuat ringkasannya.
3.    Guru dan siswa menetapkan yang pertama berperan sebagai pembicara dan yang berperan sebagai pendengar
4.    Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
5.    Sementara pendengar :
a.    Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
b.    Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
6.    Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti di atas.
7.    Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru
8.    Penutup
g.  Snowball Throwing
Langkah-langkah :
1.    Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
2.    Guru membentuk kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
3.    Setiap ketua kelompok kembali ke kelompoknya, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
4.    Setiap siswa diberi satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
5.    Kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit
6.    Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
7.    Evaluasi
8.    Penutup
h.  Think – Pair – Share
Langkah-langkah :
  Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
  Siswa diminta untuk memikirkan materi/permasalahan yang disampaikan guru
  Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
  Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
  Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa
  Guru memberi kesimpulan
  Penutup
i.    Mind Mapping
            Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban. Pembelajaran ini sangat cocok untuk mereviu pengetahuan awal siswa.
Langkah-langkah :
1.   Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.   Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
3.   Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
4.   Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
5.   Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
6.   Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru (http://herufisika-fisikaasyik.blogspot.co.id/2012/06/metode-dan-model-pembelajaran.html)

Rabu, 04 Mei 2016

Pengukuran kuat Arus Listrik

Kuat arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir pada suatu penghantar tiap satuan waktu. Simbol kuat arus listrik adalah I, sedangkan satuan kuat arus listrik adalah C/s (coulomb per sekon), atau ampere (A).
Kuat arus listrik dapat diukur menggunakan alat yang disebut Amperemeter. Bagian-bagian dari amperemeter adalah sebagai berikut: 
 Sedangkan hasil ukur dari pembacaan skala di atas, dapat dihitung dengan rumus:
dengan SU = Skala Ukur
            BU = Batas Ukur
            SM = Skala Maksimum
Jika melihat gambar di atas, maka kita peroleh, SU = 10, BU = 5 A, dan SM = 40. Maka hasil ukur pada pengukuran pada gambar di atas adalah:
Hasil Ukur = (10 x 5 A) / 40
                 = 1,25 A
Untuk lebih jelasnya dapat disaksikan pada tayangan berikut ini!

LATIHAN SOAL
1. Pada suatu pengukuran, digunakan batas ukur 500 mA dan skala maksimum 50. 
    Ternyata pada saat pengukuran, jarum skala menunjukkan angka 45. Hitunglah 
    hasil ukur yang diperoleh!
2. Pada suatu pengukuran, digunakan batas ukur 500 mA dan skala maksimum 
    100. Ternyata pada saat pengukuran, jarum skala menunjukkan angka 45. 
    Hitunglah hasil ukur yang diperoleh!

Senin, 22 Juli 2013

Apakah Petir Itu Listrik?

Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik. Namun Listrik, dapat juga diartikan sebagai berikut:
·         Listrik adalah kondisi dari partikel subatomik tertentu, seperti elektron dan proton, yang menyebabkan penarikan dan penolakan gaya di antaranya.
·         Listrik adalah sumber energi yang disalurkan melalui kabel. Arus listrik timbul karena muatan listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif.

Bersama dengan magneisme (siafat kemagnetan pada benda), listrik dapat membentuk interaksi fundamental

yang dikenal sebagai elekromagnetisme.

Listrik memungkinkan terjadinya banyak fenomena fisika yang dikenal luas, seperti petir, medan listrik, dan arus listrik.
Petir merupakan gejala alam yang bisa kita analogikan dengan sebuah kapasitor raksasa, dimana lempeng pertama adalah awan (bisa lempeng negatif atau lempeng positif) dan lempeng kedua adalah bumi (dianggap netral). Seperti yang sudah diketahui kapasitor adalah sebuah komponen pasif pada rangkaian listrikyang bisa menyimpan energi sesaat (energy storage). Petir juga dapat terjadi dari awan ke awan (intercloud), dimana salah satu awan bermuatan negatif dan awan lainnya bermuatan positif.

Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan.

Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara. Pada saat elektron mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara.
Petir sering terjadi pada saat musim hujan,karena pada musim hujan awan memiliki kandunga air yang besar. Hal ini menyebabkan perbedaan potensial di atomsfer yang menyebabakan munculnya petir.









Perhatikan video berikut!


Sabtu, 13 Juli 2013

Induksi Muatan Listrik

Jika suatu atom berinteraksi dengan atom lain, maka satu atau beberapa elektron satu atom dapat berpindah ke atom yang lain. Bagaimana elektron dapat berpindah dari satu atom ke atom lain?
Orang biasanya menggosokkan dua benda. Sebagai contoh, saat kamu menggosokkan balon pada rambutmu berarti kamu memberikan muatan negatif pada balon itu. Ketika kamu dekatkan balon tersebut ke dinding yang bermuatan netral, maka balon akan menempel. Ini menunjukkan bahwa benda yang bermuatan pun akan menarik benda yang netral. Menempelnya balon yang bermuatan negatif membuat timbulnya bagian
bermuatan positif dan negatif pada dinding. Dinding yang dekat balon yang bermuatan negatif akan
bermuatan positif sedangkan yang sebelah dalam bermuatan negatif. Peristiwa seperti ini disebut induksi listrik.

Pada kehidupan sehari-hari, benda yang dapat digosok dan menjadi bermuatan listrik tidak hanya balon yang digosok ke rambut. Tabel berikut menyajikan peristiwa penggosokan benda yang menyebabkan elektron dapat berpindah.




 CONTOH SOAL:
1.      Lima benda A, B, C, dan D. Benda B ditarik oleh benda C, Benda C menolak benda A dan menarik benda D. Jika benda B adalah sebatang kaca yang telah digosok kain sutera maka jenis muatan listrik pada benda A, C, D adalah ....
      A. negatip, negatip, positip
      B.  negatip, positip, negatip
      C.  positip, negatip, positip
      D.  positip, positip, negatip
2.      Batang plastik yang telah digosok dengan rambut dapat menarik serpihan serpihan kertas karena….
            A. Negatif, karena kehilangan sebagian protonnya.
            B.  Positif, karena menerima proton dari rambut.
            C.   Negatif, karena menerima elektron dari rambut.
            D.   Positif, karena kehilangan sebagian elektronnya.
3.      Pada saat kita menggosok kaca dengan kain sutra maka terjadi perpindahan elektron dari…
             A.    kaca ke sutra sehingga kaca bermuatan positip
             B.    kaca ke sutra sehingga kaca bermuatan negatip
             C.     sutra ke kaca sehingg kaca bermuatan positip
             D.    sutra ke kaca sehingga kaca bermuatan negatip


Teori Atom

Struktur Atom
Atom merupakan bagian terkecil dari suatu materi. Atom terdiri dari inti atom dan kulit atom. Dalam inti
atom terdapat partikel penyusun atom yaitu neutron yang tidak bermuatan listrik (netral) dan proton yang bermuatan listrik positif. Pada kulit atom terdapat elektron yang bergerak mengelilingi inti atom dan bermuatan listrik negatif. Atom satu dengan atom yang lain dibedakan berdasarkan jumlah proton.




Atom yang Bermuatan Listrik
Muatan listrik yang dimiliki suatu atom ditentukan oleh jumlah proton dan elektron pada atom itu. Pada keadaan tidak bermuatan listrik (netral), jumlah proton dan elektron pada atom itu adalah sama. Karena interaksi dengan benda lain, elektron yang terletak pada kulit terluar suatu atom dapat berpindah ke atom yang lain, sehingga jumlah proton dan elektron pada atom itu menjadi tidak sama.

Suatu atom yang melepaskan elektron ke atom lain, jumlah elektronnya lebih sedikit dibandingkan protonnya. Keadaan yang semacam ini disebut atom tersebut kekurangan elektron dan bermuatan listrik positif.








Suatu atom yang menerima elektron dari atom lain, jumlah elektronnya lebih banyak dibandingkan protonnya. Keadaan yang semacam ini disebut atom tersebut kelebihan elektron dan bermuatan listriknegatif.








Interaksi Dua Atom Bermuatan Listrik
Apabila dua buah atom yang bermuatan listrik didekatkan satu sama lain, akan terjadi interaksi sebagai berikut:
1. Jika dua atom itu bermuatan listrik sejenis, maka akan timbul gaya tolak-menolak di antara dua atom itu.
2. Jika dua atom itu bermuatan listrik berlawanan jenis, maka akan timbul gaya tarik-menarik di antara dua atom itu.
Untuk lebih jelas tentang interaksi muatan listrik, perhatikan video percobaan siswa SMP Negeri 2 Tanjung Balai berikut!



CONTOH SOAL
 
1. Sebuah benda akan bermuatan positif bila . . . .
    a. kelebihan elektron
    b. kekurangan elektron
    c. kekurangan proton
    d. jumlah proton sama dengan jumlah elektron

2. Sebuah benda akan bermuatan negatif bila . . . .
    a. kelebihan elektron
    b. kekurangan elektron
    c. kekurangan proton
    d. jumlah proton sama dengan jumlah elektron

3. Jika di dalam suatu benda terdapat keseimbangan antara jumlah proton dengan
    jumlah elektron, maka benda tersebut......
    a. bermuatan positif
    b. bermuatan negatif
    c. netral
    d. kadang-kadang bermuatan positif

4. Jika dua muatan listrik sejenis didekatkan akan tolak-menolak dan bila tidak
    sejenis didekatkan akan tarik-menarik. Pernyataan tersebut sesuai dengan..
    a. hukum Ohm
    b. hukum Kirchoff
    c. hukum Newton
    d. hukum Coulomb

Selasa, 21 Februari 2012

UJIAN PRAKTIK FISIKA 2013

A. Tujuan Praktikum
Siswa dapat mengukur massa jenis benda dengan alat dan bahan yang telah
disediakan.

B. Alat dan Bahan
1. Neraca empat lengan 4. Silinder kuningan
2. Gelas ukur 5. Benang
3. Gelas kimia 6. Air

C. Cara Kerja
1. Ukurlah massa benda (silinder kuningan) dengan Neraca empat lengan yang telah
disediakan. Cara menggunakan neraca empat: atur skala dari yang besar dulu (karena benda yang ditimbang kurang dari 100 g, maka skala besar pada posisi nol). Atur skala sedang, kecil dan paling kecil, sampai angkanya muncul di lubang skala. Catat hasil pengukuranmu.
2. Ukurlah volume benda dengan gelas ukur berisi air. Mula-mula isikan gelas ukur dengan air, misal 30 ml (V1). Kemudian masukkan benda yang diukur, ke dalam gelas ukur, catat volumenya (V2). Catat hasil pengukuranmu.
3. Hitunglah massa jenis kuningan dengan rumus:





D. Data Pengamatan
1. Massa Silinder Kuningan
a. Skala besar = ……….. gram
b. Skala sedang = ……….. gram
c. Skala kecil = ……….. gram
d. Skala paling kecil = ……….. gram
Hasi pengukuran = ……….. gram

2. Volume
a. Volume air mula-mula (V1) = ………… cm3
b. Volume akhir (V2) = ………… cm3
c. Hasil pengukuran = V2 – V1 = ………… cm3

3. Massa jenis benda = ............ g/cm3

Senin, 01 Agustus 2011

Rangkaian Seri


Standar Kompetensi:
Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar:
Menyelidiki Rangkaian Seri dan Paralel

Rangkaian lampu seperti gambar di bawah ini disebut rangkaian seri. Karena bagian-bagian dari suatu rangkaian seri disambung satu setelah yang lain, besarnya arus yang mengalir sama untuk seluruh bagian rangkaian. Apabila kamu menghubungkan tiga amperemeter ke dalam rangkaian tersebut seperti ditunjukkan pada gambar itu, ketiga amperemeter itu akan menunjukkan harga yang sama.










Apa yang terjadi jika salah satu bagian rangkaian seri terputus? Dalam rangkaian seri arus listrik hanya mempunyai satu jalan yang dapat dilewati. Karena itu apabila ada bagian yang terputus, berarti rangkaian dalam keadaan terbuka dan arus pasti tidak mengalir. Apakah hal ini sesuai dengan hasil pengamatanmu?

Pada di atas, dalam rangkaian seri, besar tegangan sumber, Vsumber, adalah sama dengan jumlah tegangan pada lampu A dan B,

Vsumber = VA + VB

Karena arus I yang melalui lampu-lampu tersebut sama besar, maka

VA = IRA dan VB = IRB

Oleh karena itu,

Vsumber = IRA + IRB atau

Vsumber = I(RA + RB)

Arus yang mengalir melalui rangkaian tersebut dapat dihitung dengan rumus berikut ini.

Persamaan ini berlaku untuk setiap jumlah hambatan seri, tidak hanya dua seperti gambar di atas. Arus yang sama akan tetap mengalir bila satu resistor tunggal, R, mempunyai hambatan yang sama dengan jumlah hambatan dua lampu tersebut. Hambatan seperti itu disebut hambatan ekivalen rangkaian atau sirkuit tersebut. Untuk hambatan seri, hambatan ekivalen sama dengan jumlah seluruh hambatan yang dihubungkan seri.

R = RA + RB

untuk dua hambatan yang dihubungkan seri, dan

R = RA + RB + RC

untuk tiga hambatan yang dihubungkan seri, dan seterusnya.
Perhatikan bahwa hambatan ekivalen selalu lebih besar daripada setiap hambatan tunggal yang dihubungkan seri tersebut. Oleh karena itu, jika tegangan baterai tidak
berubah, penambahan lebih banyak alat secara seri selalu menurunkan arus tersebut. Untuk menghitung arus, I, yang mengalir dalam suatu rangkaian seri, pertama-tama
hitunglah hambatan ekivalen, R, dan kemudian gunakan persamaan berikut ini untuk menghitung I.






















                                                                                                     http://fisienal.blogspot.co.id/